Manchester City memburu gelar kelima secara beruntun. Simak ulasan lengkap strategi, pemain kunci, dan tantangan mereka di musim football 2024/2025.
Manchester City kembali menulis sejarah dalam kancah sepak bola Inggris. Setelah meraih empat gelar Premier League secara berturut-turut, musim 2024/2025 menjadi ajang pembuktian apakah mereka mampu mempertahankan dominasi untuk kelima kalinya. Klub asuhan Pep Guardiola ini kini tidak hanya membidik gelar, tetapi juga status sebagai dinasti terbesar dalam sejarah football modern Inggris.
Keberhasilan yang mereka capai tidak datang secara instan. Ini adalah hasil dari kombinasi antara kepemimpinan pelatih jenius, perekrutan pemain yang cerdas, infrastruktur klub yang stabil, serta mental juara yang sudah mengakar kuat.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang perjalanan Manchester City dalam upaya merebut gelar kelima berturut-turut, termasuk strategi utama, pemain-pemain vital, tantangan yang mereka hadapi, dan apa artinya ini dalam konteks sejarah
MB8.
Sejak Pep Guardiola mengambil alih kursi manajer pada 2016, Manchester City telah mengalami transformasi total. Klub ini bukan hanya menjadi langganan juara, tetapi juga simbol dominasi dan inovasi dalam permainan football modern.
2020/2021: Juara dengan selisih 12 poin
2021/2022: Juara di pekan terakhir
2022/2023: Treble winner (Liga, FA Cup, UCL)
2023/2024: Juara dengan total 91 poin
Keempat musim tersebut menunjukkan variasi kemenangan — dari dominasi total hingga drama akhir musim — namun semuanya berakhir dengan satu hasil: City di puncak klasemen.
Keberhasilan Manchester City tidak lepas dari filosofi sepak bola Pep Guardiola yang terus berevolusi. Ia bukan pelatih yang statis. Justru, kekuatannya terletak pada kemampuannya membaca tren, mengadaptasi taktik, dan merotasi pemain dengan presisi tinggi.
Penguasaan bola dominan (possession-based football)
Inverted full-backs dan rotasi posisi di lini tengah
Pengambilan keputusan cepat di sepertiga akhir lapangan
Tekanan tinggi saat kehilangan bola (counter-pressing)
Musim ini, Guardiola bahkan kembali berinovasi dengan memanfaatkan John Stones sebagai gelandang bertahan hybrid dan memainkan Phil Foden lebih ke tengah sebagai "false 8" kreatif.
Striker asal Norwegia ini masih menjadi mesin gol utama. Musim ini, Haaland telah mencetak lebih dari 25 gol di semua kompetisi. Ketajamannya di kotak penalti menjadi pembeda di banyak pertandingan ketat.
Meski sempat absen karena cedera, peran playmaker asal Belgia tetap vital. Umpan-umpannya yang presisi dan visinya yang luar biasa membuat City tetap berbahaya dari lini kedua.
Jantung permainan City. Rodri adalah penghubung antar lini dan pemutus serangan lawan. Ia mencatat rata-rata 90+ umpan per pertandingan dengan tingkat akurasi di atas 93%.
Salah satu pemain Inggris terbaik saat ini, Foden berkembang menjadi pemain serba bisa yang bisa dimainkan di banyak posisi menyerang dan tengah. Kontribusinya dalam membongkar pertahanan lawan sangat penting.
Keduanya menjadi tembok pertahanan yang sulit ditembus. City tidak hanya kuat dalam menyerang, tetapi juga sangat kokoh dalam bertahan.
Pertandingan ini memperlihatkan betapa seimbangnya kekuatan dua tim teratas. City tidak dominan, tetapi mereka tetap mampu mencuri satu poin di Emirates — sesuatu yang sangat penting dalam perburuan gelar.
Laga penuh intensitas tinggi. Kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga soal supremasi moral atas rival utama mereka.
Kemenangan di derby Manchester memberi kepercayaan diri tinggi dan momentum yang luar biasa bagi para pemain City.
Musim ini, tekanan tidak hanya datang dari rival seperti Arsenal dan Liverpool, tetapi juga dari jadwal padat yang harus dihadapi Manchester City di berbagai kompetisi.
Liga Champions (babak gugur)
FA Cup
Premier League (laga-laga berat melawan Chelsea, Newcastle, dan Tottenham)
Manajemen rotasi menjadi krusial. Pep harus menjaga kebugaran skuadnya agar tetap tajam hingga akhir musim.
Jika berhasil menjuarai Premier League musim ini, Manchester City akan mencetak rekor sebagai klub pertama dalam sejarah Liga Inggris yang meraih lima gelar berturut-turut.
Ini akan menjadikan era Pep Guardiola sebagai salah satu dinasti terbaik sepanjang masa dalam football — setara atau bahkan melebihi dominasi Sir Alex Ferguson bersama Manchester United di awal 2000-an.
Atmosfer di Stadion Etihad semakin kuat. Dukungan dari fans juga menjadi kekuatan tersendiri bagi Manchester City. Meskipun dikenal sebagai tim dengan penguasaan bola tinggi dan permainan teknis, City juga menunjukkan sisi mentalitas juara yang tidak mudah goyah.
Mereka tahu bagaimana menang dalam pertandingan buruk. Mereka tahu cara menyelesaikan musim di bawah tekanan.
Manchester City berada di ambang sejarah. Gelar kelima beruntun bukan hanya simbol dominasi, tetapi juga hasil dari proses panjang, filosofi yang konsisten, dan dedikasi luar biasa dari semua elemen klub — dari pemain, staf pelatih, hingga manajemen.
Di tengah persaingan ketat Premier League, The Citizens kembali menunjukkan bahwa mereka adalah tolok ukur tertinggi dalam dunia football Inggris. Apakah mereka akan berhasil? Waktu akan menjawab, tapi satu hal yang pasti — mereka sudah sangat dekat.
Mari dukung terus perjalanan Manchester City dan tim-tim lain yang berjuang demi kejayaan football. Jadikan semangat football sebagai bagian dari hidupmu dan terus ikuti kisah inspiratif dari dunia sepak bola! ⚽
About | Terms | Privacy | Support
© 2008 - 2023 Kuntal.Org Inc... All Rights Reserved